Kamis, 13 Oktober 2016

Sonnenallee, satu lagi kisah dari Jerman Timur

PERINGATAN : Film ini tidak disarankan bagi beberapa golongan dibawah umur.

Setelah mengulas film Good Bye Lenin, ulasan kali ini adalah (masih) film berbahasa Jerman yang berlatar belakang masyarakat Komunis Eropa, Sonnenalle.

Rating : 3/5

Awalnya aku menemukan Film ini saat sedang mengunjungi perpustakaan Goethe-Institut di jalan Riau, Bandung. Di covernya tertulis informasi singkat mengenai Film. Yang membuat aku tertarik adalah mengenai latar belakang film ini : di zaman masyarakat Komunis Eropa.

Tanpa menunggu lama aku meminjam dvdnya. Sesampainya di rumah segera kunyalakan Laptop agar rasa penasaranku bisa segera terjawab. Apakah Film ini akan sama dengan Good Bye Lenin, yang lebih menonjolkan sisi Jerman Timurnya? Rupanya tidak.

Sonnenalle (Sun Alley) merupakan Film berbahasa Jerman yang dirilis pada tahun 1999. Film ini bergenre Comedy, sehingga ada banyak lelucon mengenai kehidupan di era Komunis tersebut. Tapi perlu diingat, lelucon dalam Film ini (sepertinya) hanya bisa dipahami oleh anak IPS. Kenapa? karena hampir semua lelucon didalamnya berhubungan dengan sosiologi dan sejarah, sehingga mungkin hanya beberapa kalangan yang benar-benar mengerti humor dalam Film ini.

***
Berlin Timur. 1970. Michael (atau Micha) merupakan seorang remaja 17 tahun yang hidup dalam masyarakat Komunis Jerman Timur. Ia menghabiskan masa remaja bersama teman-teman sebayanya dengan mendengarkan musik pop barat (yang saat itu Ilegal di Eropa Timur), berpesta hingga larut malam, sampai mencoba mendekati Miriam, seorang gadis cantik yang tinggal persis diseberang rumahnya. Intinya, ia adalah tipikal rebell, yang mencoba memberontak pada Negara.

Setelah scene pertama penonton dibawa ke Dunia Micha, selanjutnya akan ada banyak scene dimana kehidupan masyarakat Jerman Timur disorot hingga kedalam urusan pribadinya. Misalnya seperti keluarga Micha yang terdiri dari ayahnya yang gemar merokok, ibunya, hingga saudari perempuanya yang selalu gonta-ganti pacar. Di sini, penonton akan melihat bagaimana masyarakat Komunis hidup sehari-hari.

Satu hal yang kulihat, rupanya masyarakat Komunis Jerman Timur sangat iri terhadap saudara baratnya yang lebih makmur. Itu dapat dilihat dari cara mereka melihat kemajuan ekonomi dunia barat, dan selalu merasa tertinggal dan dikucilkan oleh dunia saat itu.

Oh, dan perlu diingat lagi, ada cukup banyak adegan intim (dan beberapa cukup Vulgar) dalam Film ini sehingga aku menyarakan bagi yang dibawah umur untuk tidak menonton Film ini terlebih dahulu.

Diluar itu, menurutku Film ini cukup menarik. Di satu sisi, kita bisa melihat kehidupan masyarakat Komunis (disertai satir dan adegan intim), dan di sisi lain ada banyak cara anak muda (yang masih dalam masa puberitas) dalam menghadapi sistem yang otoriter.

Adegan yang menurutku paling menonjol, disaat sekumpulan turis dari Amerika (yang sedang berkunjung ke Berlin Timur) memandang Micha dan kawan-kawanya sebagai "anak muda yang kelaparan, persis seperti di Afrika". Bagiku, ini semacam pandangan lama dunia barat mengenai dunia timur : rakyat kelaparan, pemimpin korup, hingga sistem pemerintahan yang otoriter. Tapi uniknya, dalam Film adegan tadi dibalut dengan satir dan lelucon, sehingga aku merasa bahwa film ini "memang benar-benar lelucon khas anak IPS".

***
Aku puas dengan berbagai satir dan lelucon sepanjang alur film, tapi beberapa adengan intim membuat kepuasanku terhadap Sonnenalle berkurang. Setidaknya film ini cocok bagi para penyuka sejarah, terutama sejarah Komunisme dan Sosialisme. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar